Di tanah kita, terdapat sesuatu yang seringkali diabaikan oleh masyarakat. Ya, itu adalah sampah yang menghasilkan emisi gas rumah kaca dan berkontribusi besar pada perubahan iklim. Sampah di tanah dapat dilihat dari rumah-rumah, kantor, sekolah, hingga tempat-tempat umum lainnya.
Bagaimana Limbah Bumi Berkontribusi pada Perubahan Iklim?
Perubahan iklim adalah salah satu masalah global yang paling serius. Berbagai faktor, termasuk pembakaran fossil bahan bakar, deforestasi, dan produksi makanan yang intensif, berkontribusi pada perubahan iklim ini.
Sampah di tanah juga merupakan salah satu sumber emisi gas rumah kaca. Ketika sampah tidak dibuang dengan benar, ia dapat membusuk dan menghasilkan gas metana, carbon dioksida, dan hidrogen sulfat. Emisi gas metana, yang merupakan gas yang paling berdampak pada perubahan iklim, hanya terbentuk dari proses biologis seperti memasak nasi atau memotong rumput.
Contoh: Apa yang Terjadi Ketika Sampah Tidak Dibuang dengan Baik?
Misalkan, sampah organik seperti selimut kotor dan bantal bekas tidak dibuang dengan benar. Ia dapat membusuk dan menghasilkan gas metana di tempat pembuangan sampah yang tidak baik. Gas metana ini akan berakhir di atmosfer dan berkontribusi pada perubahan iklim.
- Sampah organik seperti selimut kotor dan bantal bekas
- Membusuk dan menghasilkan gas metana
- Gas metana berakhir di atmosfer dan berkontribusi pada perubahan iklim
Cara Mencegah Sampah Berkontribusi pada Perubahan Iklim?
Pada saat ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah sampah berkontribusi pada perubahan iklim. Beberapa di antaranya adalah:
- Membuang sampah organik dengan benar
- Menggunakan tempat pembuangan sampah yang baik dan tidak menghasilkan gas metana
- Meredakan pembakaran bahan bakar fosil
Setiap orang dapat berperan dalam mencegah perubahan iklim. Mulai dari cara kecil seperti membuang sampah organik dengan benar, menghemat air dan listrik, hingga menggunakan transportasi umum.