Sampah plastik menjadi salah satu penyebab utama peningkatan gas rumah kaca di dunia, yang berkontribusi pada perubahan iklim. Sampah plastik tidak hanya mengganggu lingkungan, tetapi juga memproduksi radiasi gas metana dan nitrous oksida saat terbakar atau terdegradasi.
Mengapa Sampah Plastik Menghasilkan Gas Rumah Kaca?
Sampah plastik mengandung senyawa kimia yang disebut polimer, yang dapat melepaskan gas rumah kaca ketika terdegradasi atau terbakar. Salah satu contoh perubahan iklim yang disebabkan oleh sampah plastik adalah peningkatan suhu global.
Misalnya, saat Anda membuang sampah plastik ke dalam sampah organik, maka sampah tersebut akan melimpah di bawah tanaman. Di situ itu bisa terjadi proses anaerobik yaitu tanpa oksigen dan pada kondisi ini ada bakteri yang dapat mengubah senyawa karbon menjadi metana. Metana adalah gas rumah kaca yang sangat berpengaruh karena dapat memanaskan atmosfer dan menyebabkan perubahan iklim.
Contoh di Kehidupan Sehari-Hari
- Membuang sampah plastik ke dalam tanaman atau kolam renang dapat menyebabkan peningkatan kadar metana dan nitrous oksida, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi perubahan iklim.
- Menyimpan sampah plastik di rumah dengan tidak benar juga dapat menyebabkan perubahan iklim. Hal ini karena sampah plastik dapat melepaskan gas metana dan nitrous oksida saat terdegradasi atau terbakar.
Bagaimana Mengurangi Gas Rumah Kaca Dari Sampah Plastik?
Ada beberapa cara untuk mengurangi gas rumah kaca dari sampah plastik, seperti:
- Menggunakan wadah yang kuat dan tidak mudah patah sehingga sampah plastik tidak terlepas.
- Membuat daftar penggunaan sampah plastik dengan baik sehingga sampah tersebut dapat diatur dan dipakai dengan tepat.
Menurut Dr. Fauziyah, seorang ahli lingkungan hidup yang bekerja di Pusat Penelitian Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UPM), peningkatan kadar CO2 di atmosfer dapat menyebabkan perubahan iklim yang serius.
Kesimpulan
Sampah plastik tidak hanya mengganggu lingkungan, tetapi juga memproduksi radiasi gas metana dan nitrous oksida saat terbakar atau terdegradasi. Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati dalam mengelola sampah plastik dan mencari cara untuk mengurangi penggunaan plastik secara tidak perlu.