Hubungan dalam sampah antara pandemi plastik dan perubahan iklim memang tidak selalu menjadi topik pembicaraan yang menyenangkan. Namun, untuk memahami keseimbangan eko-sistem, kita harus mempelajari bagaimana interaksi manusia dengan lingkungan sekitar.
Plastik: Temuan Terburuk dalam Sejarah Manusia
Menurut laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP), produksi plastik global telah meningkat dari 11 juta ton pada tahun 1950 menjadi lebih dari 340 juta ton pada tahun 2019. Ini mencerminkan bagaimana manusia terus menghasilkan banyak limbah yang tidak dapat dihancurkan dan sering kali akhirnya berakhir di laut.
- Di antara 150.000 hingga 250.000 ton plastik yang dilepas ke laut setiap tahun, hanya sekitar 9% bisa dipulihkan oleh manusia. Ini berarti bahwa sekitar 91% dari limbah plastik akhirnya menjadi bagian dari polusi laut.
- Banyak jenis plastik tidak dapat diolah oleh organisme biologis dan akan memakan waktu ribuan tahun untuk melewati proses degradasi alami di laut, jadi berbahaya bagi ekosistem laut. Perubahan iklim juga memperburuk hal ini, karena risiko banjir semakin meningkat, sehingga limbah plastik itu semakin tersebar dan menyebar.
Perubahan Iklim dan Sampah: Cakupan yang Lebih Luas
Pandemi plastik memang memiliki dampak berdampubunga terhadap lingkungan hidup. Namun, perlu diingat bahwa perubahan iklim adalah penyebab utama dari pandemi plastik ini.
- Perubahan suhu dan pola hujan global yang semakin ekstrem memecah lepas limbah kecil seperti plastik yang berada di luar lingkungan manusia. Ini adalah tumpukan sisa-sisa bumi.
- Penyebaran perubahan iklim juga menyebabkan peningkatan suhu dan kenaikan permukaan laut, menyebabkan kerusakan lahan yang lebih luas dalam bentuk banjir, kehilangan hutan, dan degradasi air.
Solusi: Mengubah Kehidupan Secara Berkelanjutan
Untuk mengatasi pandemi plastik yang tidak pernah berakhir ini, kita harus memperbaiki pola kehidupan manusia. Beberapa contoh yang bisa dilakukan adalah:
- Mengurangi penggunaan plastik yang tidak diperlukan dan lebih banyak menggunakan bahan alternatif seperti kertas atau bambu.
- Memahami cara mengolah plastik dengan benar dan meminimalkan jumlah limbah plastik yang dihasilkan.
- Mengaktifkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup secara bersama-sama dengan mengadakan kampanye kesadaran tentang pentingnya menjaga ekosistem.
Penutup
Dalam perjalanan ini, kita telah mempelajari bagaimana interaksi antara manusia dan lingkungan hidup secara ekstensif. Dengan memahami bahwa kita adalah bagian dari sistem ekosistem yang kompleks, berbagi wawasan tentang cara mengatasi masalah yang serius ini adalah langkah terbaik kita untuk menjaga keseimbangan alam.